Surabaya Membara - Pertunjukan drama kolosal Surabaya Membara diwarnai duka. Sebanyak 3 Penonton tewas dan belasan luka dampak terjatuh dari jembatan viaduk setinggi selama 5 meter.

Saat insiden terjadi, puluhan pemirsa nahas tersebut berencana menyaksikan jalannya peragaan drama kolosal mengenang Hari Pahlawan yang dilangsungkan di Jalan Pahlawan, depan kantor Gubernur Jatim, Jumat (9/11/2018) malam.
Sayangnya, bukan hiburan yang didapat, tetapi duka. Mereka terjatuh dari jembatan setinggi selama 5 meter ketika sebuah kereta dari Stasiun Gubeng mengarah ke Stasiun Pasar Turi melintas di jembatan viaduk peninggalan zaman Belanda.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan menuliskan kejadian ini dilangsungkan saat terdapat kereta yang melintas ke arah barat. Saat tersebut memang ada pemirsa yang menonton drama kolosal ini dari atas viaduk (jembatan-atas kereta).
"Ada orang yang menyaksikan di jalur kereta api, lantas di jalur kereta terdapat kereta inginkan ke barat, melintas," ujar Rudi di tempat kejadian di Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (9/11/2018).
Sementara monitoring detikcom di lokasi, sebelumnya petugas sudah memperingatkan sejumlah penonton guna tak menonton pertunjukan dari atas viaduk. Namun imbauan ini tampaknya tak dihiraukan. Di samping itu, tak terdapat penjagaan petugas dari atas viaduk.
Saat kereta lewat, pemirsa di atas viaduk tampak tak dapat diam. Sebagian terdapat yang nyaris terjatuh dampak saling dorong. Entah karena desakan yang terlampau kuat atau bagaimana, tiba-tiba saja sejumlah pemirsa langsung jatuh.
Petugas juga langsung merespon cepat. Saat kejadian, memang terdapat dua ambulans yang berjaga. Ambulans itu langsung membawa para korban ke tiga lokasi tinggal sakit berbeda, terdapat yang ke RSU Dr Soetomo, RS PHC Perak, sampai RSUD dr Soewandhi.
Kanit Laka Polrestabes Surabaya AKP Antara menuliskan total terdapat tiga orang tewas. Antara menuliskan satu korban tewas, yaitu laki-laki sedang di RSUD dr Soewandhi. Sedangkan dua korban tewas lainnya, setiap seorang wanita dan laki-laki ketika ini sedang di RSU dr Soetomo.
Antara mengemukakan dua korban yaitu laki-laki dan wanita tewas dampak terjatuh dari viaduk. Sementara seorang laki-laki tewas terlindas kereta yang melintas.
"Ada tiga korban tewas. Satu korban tewas di atas viaduk dampak tertabrak kereta. Sementara dua korban tewas lainnya dampak jatuh dari viaduk," ujar Antara untuk detikcom di Jalan Pahlawan, Jumat (9/11/2018).
Hingga kini, data dua korban laki-laki belum masih diketahui. Sementara seorang korban wanita yang tewas mempunyai nama Erikawati (9), adalahsiswi sekolah dasar. Erikawati sekarang masih duduk di bangku ruang belajar III.
"Pelajar SD Dharma Siswa ruang belajar III," imbuh Antara.
Kejadian nahas ini dilangsungkan saat kereta sedang melaju. Menanggapi urusan ini, Humas KAI Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko menuliskan jalur kereta itu memang masih aktif digunakan. Gatut menambahkan kereta api telah menjalani formalitas yang ditetapkan, laksana membunyikan bel atau seruling lokomotif.
Diungkapkan Gatut, saat tersebut kecepatan kereta melulu 15 kilometer/jam, sebenarnya kecepatan kereta normalnya andai melintasi viaduk menjangkau 30 kilometer/jam.
"Kereta api telah membunyikan semboyan 35 atau seruling lokomotif, dan telah berupaya meminimalisir kecepatan hingga lebih-kurang 15 km per jam, sebenarnya kecepatan normal di jalur tersebut 30 km per jam," ujar Gatut.
Sementara itu, guna korban meninggal dan luka-luka, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah menyiapkan santunan dan ongkos pengobatan. Meski ajang ini bukan diadakan oleh Pemprov Jatim, Gubernur Soekarwo menyuruh masyarakat tak saling mendakwa pihak-pihak yang salah, tetapi tetap konsentrasi mencari solusi.
"Semua korban meninggal, yang sakit, dan luka tersebut akan ditanggung oleh pemerintah. Bagi korban meninggal, penguburannya dan ongkos semuanya selama Rp 10 juta. Sedangkan untuk ongkos pengobatannya bakal ditanggung semua," kata Pakdhe Karwo sapaan akrabnya setelah mengekor renungan malam di Taman Makam Pahlawan di Jalan Kusuma Bangsa, Jumat (9/11/2018) dini hari.
"Kita pendekatannya ialah kemanusiaan. Bukan menggali siapa yang salah dan yang benar. Tapi cari penyelesaian yang ada," imbuhnya.
No comments:
Post a Comment